Yang kami maksud dengan Post Liberal Art adalah sebuah perkumpulan atau sebuah wadah yang memfasilitasi rekan-rekan mahasiswa dalam penyampaian sebuah aspirasi, minat dan bakat yang mereka punya (diskursus), secara singkat Liberal art diartikan sebagai sebuah ajang penyaluran aspirasi, bakat dan minat seseorang secara bebas dan merdeka akan tetapi tetap memegang nilai serta norma-norma yang disepakati bersama, dan yang terpenting adalah logis dan dapat dipertanggungjawabkan.
Kata Liberal Art sendiri diambil dari bahasa Inggris, Liberal berarti kebebasan, kebebasan tersebut berarti kebebasan berpendapat, kebebasan bersuara dan kebebasan menentukan sikap serta pilihan, namun tetap dapat dipertanggungjawabkan secara rasional. Sedangkan Art berarti seni. Seni yang dimaksud dalam konteks ini adalah umum dan luas, bisa dalam bentuk musik, sastra, tulisan, tari dan lain sebagainya bahkan sampai pada ritual-ritual tertentu yang memang mempunyai nilai filosofis dan nilai estetis tersendiri. Dalam konteks ini pula, seni dapat diartikan yang mempunyai (terdapat) unsur estetis dan dapat dipertanggungjawabkan pula.
Yang menjadi uneg-uneg dan kejengahan kami terhadap sistem pendidikan yang terjadi di sekolah-sekolah, universitas bahkan diseluruh penjuru bumi Nusantara yang terjadi adalah pembodohan-pembodohan nalar kreativitas, mengapa demikian ?. Kita dapat melihat dan menganalisa, sejak pendidikan awal SD dan SLTP kita tidak diajarkan bagaimana kita dapat mengasah dan mengembangkan nalar kita, yang ada hanyalah turut dan patuh terhadap aturan-aturan yang dibuat oleh pihak sekolah tanpa melibatkan suara-suara peserta didik. Dari sana kita dapat melihat bahwasannya yang terjadi bumi Nusantara adalah pembodohan, doktrinasi dan pengembangan sistem feodalisme (teken for granted) dimana sang pendidik tidak mau mendengarkan dan menghargai bahkan tidak memberikan kesempatan sedikitpun pada peserta didiknya untuk bersuara dan memberikan pendapat. Hal tersebut sudah terjadi turun-temurun hingga berpuluh-puluh tahun lamanya sehingga dogma-dogma yang diberikan kepada orang tua kita berimbas pada pendidikan pertama kita, yakni keluarga yang juga masih menganut sistem feodalisme yang sampai sekarang tidak dapat dipertanggungjawabkan secara nalar dan akal budi yang sehat.
Beranjak dari realitas tersebut maka kami mencoba belajar dari sejarah (berdialektika) dan tidak ingin mengulangi kesalahan yang dilakukan oleh generasi sebelumnya, dengan ini kami membentuk wadah yang bernama Liberal Art. Wadah ini berprinsip pada kebebasan individu, kebebasan nalar dan kebebasan akal budi yang dapat dipertanggungjawabkan. Inilah tempat persemaian manusia baru yang mempunyai dasar intelektual yang dapat dipertanggungjawabkan, baik secara akademis maupun secara nilai. Inilah yang desebutkan oleh sang Guru Bangsa Prof. Dr. Nurcholish Madjid (alm) sebagai individu yang mempunyai kedalaman iman, ketajaman nalar, kepekaan nurani dan kecakapan dalam berkarya, hal tersebut termanifestasi dalam Manifesto Paramadina yang sekarang sering kita dengar sebagai moto Universitas Paramadina
About the author
admin had written 8 articles for Inspiration BlogDonec accumsan malesuada orcidonec sitmet eros lorem isum dolor amet incon. Adipiscing elit maurise pharetra magna accumsan. Malesuada orcdonec umet lorem doloronsec malesuada.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Posting Komentar